Desa Busungbiu

Patemoning Pangider Bhuana menjadi tema dalam pagelaran parade seni budaya Gita Merdangga Shanti V tahun 2019 ini. Tema yang mempunyai makna membangun Busungbiu dari berbagai aspek itu disambut baik oleh Desa yang ada di Kecamatan Busungbiu. Pemerintah Desa Busungbiu sendiri memaknai tema pagelaran parade seni budaya ini dengan membangun Desa Busungbiu dari aspek pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Wujud nyata fokus Pemerintah Desa Busungbiu dalam mengembangkan UMKM yang ada di wilayah Desa Busungbiu dapat terlihat dari produk yang dipamerkan pada Stand Pameran Desa Busungbiu yang berada di timur laut panggung utama. Stand yang di hiasi perpaduan kain berwarna merah putih dan hitam tersebut, di dalamnya terpajang rapi beraneka hasil produksi UMKM. Tidak hanya kerajinan tangan berupa Kain Endek hasil Produksi warga Desa Busungbiu. Di dalam stand pameran Desa Busungbiu terlihat terpajang rapi aneka olahan keripik hasil karya dari seorang ibu rumah tangga. 

Makanan ringan berupa Keripik beraneka cita rasa tersebut terbuat dari bermacam olahan hasil bumi seperti singkong, talas (keladi), sukun, pisang, daun bayam serta jamur tiram. Tidak cukup sampai disitu saja ladrang seledri serta olahan makanan ringan berupa keripik yang terbuat dari tempe pun terlihat terpajang rapi pada stand pameran Desa Busungbiu ini. 
Makanan ringan yang diberi merk CAB ini merupakan hasil dari tangan dingin seorang wanita yang juga merupakan seorang ibu rumah tangga. Ni Ketut Sumiati selain sebagai seorang ibu rumah tangga, wanita kelahiran 1963 ini juga menjalani hari-harinya sebagai produsen makanan ringan keripik yang ia beri nama CAB. Sabtu 25 Mei 2019 saat ditemui di lokasi Parade Seni Budaya, ibu dengan 4 orang anak ini menjelaskan tentang usahanya ini. Usaha yang ia rintis bersama sang suami dimulai sejak tahun 2014 "2014 bersama bapak (suami)"jelasnya. Tahun 2014 merupakan tahun awal mulai usaha keripik CAB ini, pada tahun pertama, ia dan sang suami memasarkan produk usahanya ini di sekitar wilayah Desa Busungbiu. Konsumen yang ia sasar ialah warung-warung yang tersebar di wilayah Desa Busungbiu "awalnya hanya warung di sekitar sini (Desa Busungbiu) saja" lanjutnya lagi. Dan pada tahun kedua (2014) ia dan sang suami di bantu pula oleh sang putra mulai melirik pasar di luar wilayah Desa Busungbiu. Alhasil keripik yang ia produksi di rumahnya yang beralamat di Jalan Busungbiu Pelapuan, Banjar Dinas Kaja, Desa Busungbiu ini berhasil menembus pasar di luar wilayah Desa Busungbiu bahkan sampai ke luar wilayah Kabupaten Buleleng. Tahun 2015 lalu produk keripik CAB miliknya ini berhasil menembus pasar di wilayah Kabupaten Tabanan bahkan sampai ke Wilayah Pekutatan Kabupaten Jembrana. "2015 keripik tiang sudah di pasarkan ke Tabanan, Pekutatan dan anak tiang juga bantu memasarkan" jelas wanita 56 tahun ini. Untuk harga sendiri produk keripiknya ini bisa dibilang sangat bersahabat bagi para konsumen yang ingin membeli produknya dengan tujuan untuk di jual lagi (reseller), bahkan sebagai konsumsi pribadi. Harga yang ia tawarkan kepada para reseller ini Rp.9.000 per 12 bungkusnya dengan berat 22 gram, sedangkan untuk konsumsi pribadi ia memberi harga Rp.10.000. "Kalau pedagang (reseller) Rp.9.000, kalau biasa (konsumsi pribadi) Rp.10.000" keterangan pemilik keripik CAB ini.

Pemerintah Busungbiu sendiri berharap agar bidang Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) bisa bertumbuh kembang dengan baik di Desa Busungbiu. Dengan Usaha Mikro Kecil Menengah yang dimiliki oleh warga masyarakat Desa Busungbiu, selain membantu perekonomian, bidang UMKM sendiri juga dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga masyarakat Desa Busungbiu